SELAMAT TINGGAL KEGELAPAN
PENDAHULUAN
Dusun Batu Langgaya adalah salah satu dusun di Wilayah Desa Bonto Bulaeng Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng provinsi Sulawesi Selatan. Dusun ini merupakan dusun terpencil yang yang jareang dikunjungi oleh para pejabat, bukan karena sulitnya medan untuk mencapaianya, tetapi lebih disebabkan oleh tidak banyaknya potensi yang dimiliki oleh desa ini.
Apalagi kalau malam hari, dusun ini menjadi gelap gulita dimana masing – masing rumah hanya diterangi oleh satu sampai dua lampu teplok minyak yang berbahan bakar minyak tanah.
Kalau kondisinya seperti ini, lantas apa yang dipakai masyarakat untuk menerangi rumah – rumah mereka ketika malam telah menjelang?, Bagaimana anak – anak mereka dapat belajar dengan maksimal kalau kondisinya kurang cukup penerangan? Bagaimana kalau mereka hendak melaksanakan hajatan pesta perkawinan atau kegiatan – kegiatan dusun lainnya pada malam hari? Pertanyaan – pertanyaan seperti itu cukup membuat masyarakat dusun ini sedih dan berderai air mata ketika orang luar bertanya pada mereka. Jika malam telah tiba, maka setiap keluarga mempersiapkan lampu teplok yang berbahan bakar minyak tanah sebagai media penerangan kondisnya memang cukup memprihatinkan, tetapi ini adalah satu – satunya media yang dapat digunakan, beberapa keluarga kaya bisa lebih beruntung karena dapat memakai lampu strongking sebagai sarana penerangan, tetapi karena tiap hari, maka lama – lama masyarakat kalangan kaya ini juga merasa cukup terkuras penghasilannya karena harga minyak tanah yang semakin melangit bahkan melebihi harga premium, apalagi di dusun terpencil, harga minyak tanah bisa menjadi tiga kali lipat dari harga pasaran. Anak - anak sekolah juga tidak dapat belajar dengan maksimal pada malam hari, karena harus berbagi media penerangan dengan seluruh anggota keluarga.

Harapan masyarakat akan terpenuhinya sarana penerangan listrik sepertinya akan menemui titik terang ketika pada tahun 2007 di dusun ini mendapatkan bantuan penerangan listrik tenaga surya, namun ternyata yang datang hanya beberapa unit sehingga hanya dapat dimanfaatkan beberapa rumah. Masalahnya adalah bagaimana menentukan keluarga yang lebih berhak untuk mendapat bantuan ini. Proses penetapan rumah yang akan mendapat bantuan akhirnya ditentukan oleh pihak pemberi bantuan. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan dan kecemburuan di kalangan masyarakat yang tidak mendapat. Sarana listrik tenaga surya ini tidak bertahan lama karena bahan lampu yang digunakan kurang tersedia di Kabupaten Bantaeng.
HARAPAN ITU AKHIRNYA DATANG JUGA
Pada Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2010, salah satu metode yang digunakan adalah metode Optimalisasi dimana usulan desa yang desa yang belum terdanai tahun sebelumnya akan dapat langsung terdanai jika masih dibutuhkan oleh masyarakat dan tentu saja memenuhi prasyarat yang telah ditetapkan oleh program melalui proses validasi dan verifikasi yang dilaksanakan di masyarakat oleh Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan. Salah satu Usulan yang memenuhi syarat untuk di danai PNPM Mandiri Perdesaan melalui mekanisme optimalisasi adalah Usulan sarana penerangan listrik yang diusulkan oleh masyarakat Desa Bonto Bualaeng. Kabar ini beredar dengan sepat di kalangan masyarakat dan disambut dengan sangat suka cita. Harapan yang tadinya menjauh kini dating jkembali dengan tingkat kepastian yang cukup tinggi. Di berbagai perjumpaan masyarakat, kabar ini menjadi kabar terhangat yang menjadi topic pembicaraan, dan masyarakat dusun Batu Langgayya tidak henti – hentinya mengucap syukur ke hadirat Allah SWT yang telah mengabulkan doa mereka untuk dapat memiliki sarana penerangan listrik. Mimpi panjamg itu kini mulaiu terwujud dan masyarakat siap bahu – membahu untuk merealisasikannya.
MEREALISASIKAN HARAPAN
1. Pemilik lahan baik untuk lokasi pembangunan bangunan intake maupun untuk lokasi yang dilalui oleh jalur pipa dan lokasi pembaunan rumah turbin dengan suka rela menghibahkan tanah miliknya yang dipakai untuk kegiatan program dan tidak akan menuntut ganti rugi.
2. Masyarakat Siap bekerja untuk merealisasikan pembangunan sarana listrik ini. Baik yang RTM, maka akan dibayar sesuai dengan HOK yang disepakati dan bagi warga masyarakat yang mampu, maka akan membantu bekerja dengan sukarela.
4. Jalur listrik yang dibiayai oleh program hanya akan sampai di depan rumah masing – masing warga pemanfaat sementara instalasi dalam rumah akan ditanggung sendiri oleh pemilik rumah yang besarannya ditentukan sebagai berikut:
a. 1 Fitting, 1 saklar dan satu mata lampu sebesar Rp. 100.000,/rumah.
b. 3 Fitting dan 2 Saklar serta tiga bola lampu sebesar Rp. 250.000,-
Anggaran pelaksanaan kegiatan prasarana listrik ini adalah Rp. 267.284.000,- Dua Ratus Enam Puluh Tuju Juta Dua Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah dan tidak termasuk pemasangan instalasi dalam rumah dan pengadaan bola lampu. Setelah Proses Penyelesaian dokumen persiapan pelaksanaan kegiatan akhirnya, pekerjaanpun dimulai, masyarakat bahu – membahu bekerja sama dalam membuat bendungan dibawah pengawasan Fasilitator Teknik kecamatan. Bagi masyarakat miskin, maka dibayar sesuai dengan HOK yang berlaku, sementara bagi warga masyarakat yang tergolong cukup mampu, juga melibatkan diri dalam dalam proses penyelesaian pekerjaan dengan suka rela cukup merasa gembira dalam berpartisipasi di semua tahapan pekerjaan. Kuatnya rasa solidaritas dan kegotongroyongan masyarakat Dusun Batu Langgayya menjadikan pekerjaan pembangunan prasarana listrik tenaga Mikrohidro di dusun ini dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Acara uji vcoba dilanjutkan dengan acara peresmian pemanfaatan sarana listrik ini pada tanggal 18 Maret 2011. Peresmian rencana akan dilakukan langsung oleh Bupati Bantaeng DR. HM. Nurdin Abdullah, M.Agr. Namun pada saat bersamaan ada kunjungan mentri perdagangan di kabupaten Bantaeng sehingga warga peresmian diwakili oleh Sekda Bantaeng.Setelah peresmian ini, masyarakat akhirnya dapat menikmati sarana penerangan listrik setelah sekian puluh tahun hanya dapat membayangkan terangnya kampung jika ada listrik. Sebagai ungkapan kesyukuran masyarakat, maka pada saat peresmian PLTMH ini masyarakat secara bersama – sama mengumpulkan uang guna keperluan pelaksanaan acara peresmian, hingga mereka dapat memotong seekor sapi dari hasil urunan warga masyarakat. Pada saat peresmian ini disampaikan kepada masyarakat bahwa Anggaran prasarana PLTMH yang berasal dari PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Bantaeng berjumlah total Rp. 267.284.000,- dan total swadaya masyarakat mencapai Rp. 80.000.000,
Bantaeng, 21 Oktober 2011